![]() |
| berdikarionline.com |
Benarkan Blok Mahakam yang
dioperasikan Total E&P Indonesie menguntungkan Indonesia? Pertanyaan ini
patut menjadi pertanyaan terkait dengan instruksi Presiden Susilo Bambang
Yudhono baru-baru ini agar seluruh proyek energi yang ada di Indonesia harus
menghasilkan keuntungan yang besar bagi rakyat Indonesia. Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia maka bangsa ini memerlukan lebih banyak pasokan
gas sehingga perlu didorong produksi gas untuk mendukung industri.
Hingga kini terdapat sejumlah proyek
migas besar di Indonesia yang masih dalam proses persiapan produksi, sebut
Masela yang dikelola Inpex, Indonesian Deepwater Development di Selat Makassar
yang dikelola Chevron ataupun Natuna oleh Pertamina. Selain itu juga ada proyek
gas lainnya yang tengah menunggu keputusan perpanjangan pemerintah, seperti
Mahakam yang dikelola oleh Total.
Lalu seberapa menguntungkannya kah
Blok Mahakam bagi Indonesia? Keberadaan Mahakam dapat memberikan keuntungan
secara langsung maupun tidak langsung. Keuntungan yang langsung bisa dilihat
dari pendapatan yang pemerintah raup dari pengelolaan blok ini. Pemerintah
mendapatkan komitmen investasi Total yang mencapai rata-rata $2,4 miliar per
tahun.
Keuntungan yang tak dapat dihitung
adalah multiplier effect dari pengelolaan Mahakam, misalnya dengan melibatkan
tenaga local dalam proyek ini dan juga pemberdayaan ekonomi local, seperti
tumbuhnya rumah makan, hotel dan juga terlibatnya perusahaan-perusahaan
nasional sebagai sub kontraktor Total.
Tak hanya itu, dengan asumsi kurs Rp
9.500 per dolar dan harga minyak $100 per barel, pada tahun ini pemerintah
diperkirakan menerima Rp 45 triliun dari Mahakam, sementara Total dan Inpex hanya
Rp 15 trilliun. Dengan kurs Rupiah terhadap dollar yang terus melambung
melebihi Rp 11.000, sudah barang tentu pendapatan pemerintah semakin meningkat.
Total berusaha mempertahankan
produksinya dengan terus melakukan eksplorasi. Baru-baru ini perusahaan asal
Perancis tersebut mulai mengoperasikan proyek pengembangan lepas pantai Sisi
Nubi 2B – Peciko 7B. Diperkirakan pekerjaan offshore ini akan berlangsung
selama beberapa bulan, dengan melibatkan lebih dari 1.200 orang dan 42 kapal
berbagai jenis. Biaya keseluruhan proyek pengembangan Sisi Nubi fase 2 dan
Peciko 7B ini mencapai US$2 miliar dan kedua proyek tersebut merupakan wujud
komitmen Total/Inpex untuk terus berinvestasi di Blok Mahakam.
Dengan terus dilakukannya kegiatan
pengembangan di Mahakam, maka produksi gas akan dijaga di level sekitar 1.2
miliar kaki kubik per hari pasca 2017. Dan tentunya angka tersebut diharapkan
dapat menjawab kenaikan konsumsi gas domestic dari tahun ke tahun, misalnya dari 6,5 persen pada tahun 2012 menjadi 7,5 persen pada 2013 dan
diperkirakan akan mencapai 8 persen pada 2014. Kebutuhan gas bumi untuk industri dalam negeri saat ini mencapai
2.129 miliar kaki kubik per hari.
Dari hitungan ekonomi di atas kertas,
jelas Mahakam memberi keuntungan yang signifikan pada negara. Apa yang
diharapkan SBY sudah terpapar jelas dalam pertimbangan-pertimbangan di atas.
Semoga pemerintah lebih mempertimbangkan faktor ekonomi ketimbang faktor
politik dalam menentukan nasib perpanjangan kontrak Total di Mahakam.

No comments:
Post a Comment