Monday, 4 November 2013

Blok Migas Mahakam Total Untungkan Indonesia?

berdikarionline.com
Benarkan Blok Mahakam yang dioperasikan Total E&P Indonesie menguntungkan Indonesia? Pertanyaan ini patut menjadi pertanyaan terkait dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhono baru-baru ini agar seluruh proyek energi yang ada di Indonesia harus menghasilkan keuntungan yang besar bagi rakyat Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia maka bangsa ini memerlukan lebih banyak pasokan gas sehingga perlu didorong produksi gas untuk mendukung industri.

Hingga kini terdapat sejumlah proyek migas besar di Indonesia yang masih dalam proses persiapan produksi, sebut Masela yang dikelola Inpex, Indonesian Deepwater Development di Selat Makassar yang dikelola Chevron ataupun Natuna oleh Pertamina. Selain itu juga ada proyek gas lainnya yang tengah menunggu keputusan perpanjangan pemerintah, seperti Mahakam yang dikelola oleh Total.

Lalu seberapa menguntungkannya kah Blok Mahakam bagi Indonesia? Keberadaan Mahakam dapat memberikan keuntungan secara langsung maupun tidak langsung. Keuntungan yang langsung bisa dilihat dari pendapatan yang pemerintah raup dari pengelolaan blok ini. Pemerintah mendapatkan komitmen investasi Total yang mencapai rata-rata $2,4 miliar per tahun.

Keuntungan yang tak dapat dihitung adalah multiplier effect dari pengelolaan Mahakam, misalnya dengan melibatkan tenaga local dalam proyek ini dan juga pemberdayaan ekonomi local, seperti tumbuhnya rumah makan, hotel dan juga terlibatnya perusahaan-perusahaan nasional sebagai sub kontraktor Total.

Tak hanya itu, dengan asumsi kurs Rp 9.500 per dolar dan harga minyak $100 per barel, pada tahun ini pemerintah diperkirakan menerima Rp 45 triliun dari Mahakam, sementara Total dan Inpex hanya Rp 15 trilliun. Dengan kurs Rupiah terhadap dollar yang terus melambung melebihi Rp 11.000, sudah barang tentu pendapatan pemerintah semakin meningkat.

Total berusaha mempertahankan produksinya dengan terus melakukan eksplorasi. Baru-baru ini perusahaan asal Perancis tersebut mulai mengoperasikan proyek pengembangan lepas pantai Sisi Nubi 2B – Peciko 7B. Diperkirakan pekerjaan offshore ini akan berlangsung selama beberapa bulan, dengan melibatkan lebih dari 1.200 orang dan 42 kapal berbagai jenis. Biaya keseluruhan proyek pengembangan Sisi Nubi fase 2 dan Peciko 7B ini mencapai US$2 miliar dan kedua proyek tersebut merupakan wujud komitmen Total/Inpex untuk terus berinvestasi di Blok Mahakam.

Dengan terus dilakukannya kegiatan pengembangan di Mahakam, maka produksi gas akan dijaga di level sekitar 1.2 miliar kaki kubik per hari pasca 2017. Dan tentunya angka tersebut diharapkan dapat menjawab kenaikan konsumsi gas domestic dari tahun ke tahun, misalnya dari 6,5 persen pada tahun 2012 menjadi 7,5 persen pada 2013 dan diperkirakan akan mencapai 8 persen pada 2014. Kebutuhan gas bumi untuk industri dalam negeri saat ini mencapai 2.129 miliar kaki kubik per hari.

Dari hitungan ekonomi di atas kertas, jelas Mahakam memberi keuntungan yang signifikan pada negara. Apa yang diharapkan SBY sudah terpapar jelas dalam pertimbangan-pertimbangan di atas. Semoga pemerintah lebih mempertimbangkan faktor ekonomi ketimbang faktor politik dalam menentukan nasib perpanjangan kontrak Total di Mahakam.




No comments:

Post a Comment